Rabu, 04 Februari 2015

Merayakan Halloween, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?

Sebagaimana biasa dalam tradisi Barat, malam tanggal 31 Oktober dirayakan pesta Halloween. Pada hari ini anak-anak berpakaian aneh-aneh serta seram. Mereka berkeliling dari pintu ke pintu meminta permen atau coklat, sambil berkata “beri kami permen atau kami jahili.”


Halloween atau Hallowe’en merupakan tradisi perayaan malam tgl 31 Oktober, serta terutama dirayakan di Amerika Serikat.


Halloween berasal dari tradisi masyarakat Celtic—yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia, dan daerah sekitarnya—yang yakin kalau pada hari terakhir bulan Oktober, para arwah gentayangan di bumi. Tapi tradisi ini sebenarnya sudah berpulang lama.


Sekitar abad pertama Masehi, masyarakat Celtic ditaklukkan oleh warga Romawi, yg setelah itu menambahkan kebudayaan mereka ke dalam tradisi Halloween. Mereka menambahkan dua festival bernama Feralia, diperuntukkan utk menghormati mereka yg sudah meninggal, serta Pomona, yaitu festival untuk merayakan musim panen, diambil dari nama seorang dewi.


Sekitar abad ke-8, gereja Katolik mulai merayakan tgl 1 November sebagai hari utk menghormati para santo dan santa yg gak memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa misa yang diadakan pada hari itu disebut Allhallowmas, yg berarti misa kaum suci (red: dalam bahasa Inggris disebut hallow). Malam sebelumnya, tgl 31 Oktober, lalu disebut All Hallows Eve. Inilah cikal-bakal Halloween.


Lalu beranjak memasuki abad ke-18, banyak warga asal Eropa yang berimigrasi ke Amerika. Kebudayaan ini tetap mereka pertahankan, serta bentuk perayaannya terus berkembang hingga sekarang.


Bagi anak-anak, Halloween berarti kesempatan utk memakai kostum dan mendapatkan permen. Bagi org dewasa, Halloween mungkin adalah kesempatan utk berpesta kostum.


Simbol Halloween biasanya dekat dengan kematian, keajaiban, dan monster-monster dari dunia mitos. Karakter yang sering dikaitkan dengan Halloween, misalnya karakter setan dan iblis dalam kebudayaan Barat, manusia labu, makhluk angkasa luar, tukang sihir, kelelawar, burung hantu, burung gagak, burung bangkai, hunian hantu, kucing hitam, laba-laba, goblin, zombie, mumi, tengkorak, dan manusia serigala.


Di Amerika Serikat, simbol Halloween biasanya dekat dgn tokoh dalam film klasik, mulai dari Drakula serta monster Frankenstein. Hitam dan oranye dianggap sebagai warna tradisional Halloween, walaupun sekarang banyak juga barang-barang Halloween yg berwarna ungu, hijau, dan merah.


Bagi toko, acara ini kesempatan bagus utk pemasaran atau promosi. Singkat kata, sungguh tak terbatas bentuk perayaan Halloween di Amerika.


Sementara itu, di belahan selatan benua Amerika, tepatnya di Meksiko, setiap tanggal 31 Oktober merayakan Hari Para Arwah (El Dia de Los Muertos), untuk menghormati para kaum suci. Berawal dari tradisi gereja Katolik, perayaan itu hingga sekarang dianggap sebagai salah satu hari besar keagamaan dan dirayakan dengan meriah.


Tanpa Makna

Halloween berasal sebuah perayaan untuk menandai awal musim dingin dan hari pertama Tahun Baru bagi org kafir kuno dari Kepulauan Inggris. Pada kesempatan ini, mereka meyakini bahwa roh-roh dari dunia lain (seperti jiwa-jiwa org mati) dapat mengunjungi bumi selama waktu ini serta berkeliaran.


Pada saat ini, mereka mengadakan perayaan utk dewa matahari serta penguasa yg mati. Matahari mengucapkan terima kasih atas hasil panen, dan memberikan dukungan moral utk menghadapi “pertempuran” dgn musim dingin. Pada zaman kuno, orang-orang kafir membuat pengorbanan hewan dan tanaman untuk menyenangkan para dewa.


Mereka jg percaya bahwa pada 31 Oktober penguasa (Tuhan) yang mati mengumpulkan semua jiwa-jiwa orang-orang yg sudah meninggal pada tahun itu. Jiwa-jiwa setelah kematian, akn tinggal di dalam badan binatang, maka pada hari ini tuhan akn mengumumkan bentuk yg seharusnya diterima oleh mereka selama tahun berikutnya.


Masalah Aqidah
kerjasama agen travel umroh

Hampir semua tradisi Halloween didasarkan dalam budaya pagan kuno, atau dlm budaya kekristenan. Dari sudut pandang Islam, kepercayaan ini sama dgn bentuk penyembahan berhala alias syirik. Sebagai Muslim, kita seharusnya menghormati dan menjunjung tinggi iman dan keyakinan kita. Bagaimanapun Tuhan kami ialah Allah SWT, selain itu ngga ada.


Adalah kesalahan besar ketika kita, anak-anak, dan keluarga kami merayakan sesuatu tanpa tahu latar-belakang dan tujuannya, cuma karna di antara teman-teman kami telah biasa melakukan. “Ah, kan telah tradisi!” begitu sering kami dengar. Atau ada lagi yang melakukan karena ketidakmengertian mereka yg sangat parah. “Just for fun aja.” (untuk bersenang-senang).


Ingatlah, setiap amal dan perbuatan kita selalu berimplikasi hukum yang akibatnya akn dipertanggungjawabkan di akherat nanti.


Jadi apa yang dapat kami lakukan, saat anak-anak kita melihat org lain berpakaian, makan permen, serta pergi ke pesta? Walaupun mungkin tergoda utk bergabung, kami hrs berhati-hati utk melestarikan tradisi kita (tradisi Islam) sendiri dan tdk sepatutnya membiarkan anak-anak kita menjadi rusak dgn fenomena ini.


Dalam satu riwayat, Rasulullah pada suatu hari didatangi oleh utusan orang-orang Mekah, yg di antara mereka itu ialah al-Walid bin al-Mughirah, Aswad bin Muthalib, dan Umyyah bin Khalaf. Mereka menawarkan titik temu persamaan agama antara Islam dgn agama orang-orang kafir pada ketika itu.


Mereka menawarkan untuk memeluk dan menjalankan agama Islam pada masa satu tahun serta pada tahun berikutnya berharap Rasulullah serta pengikutnya utk menjalankan agama mereka menyembah berhala.


Kerjasama saling menguntungkan ini diharapkan bisa saling bergantian. Dgn kerjasama seperti ini, mereka merasa tak ada yang saling dirugikan antara kaum kafir dan Islam.


Tawaran itu dan merta ditolak Rasulullah diawali dengan kalimat “aku berlindung dari orang-orang yang menyekutukan Allah.” Dlm masalah aqidah dan tauhid, Rasulullah tdk berstrategi ataupun berpolitik untuk tawaran ini.


Sejak itu, Allah langsung menurunkan wahyu, yaitu Al-Quran QS 109:1-6 atau sering disebut Surat al-Kafirun (orang-orang kafir).


Dalam surat al-Kafirun ayat pertama disebutkan, “Qul (katakan ya Muhammad) wahai orang-orang kafir, gw tdk akn menyembah apa yang kalian sembah”. Ayat berikutnya berbunyi, “aku bukanlah penyembah apa yang lw sembah.”


Ayat ke-4 mengatakan, “Aku selamanya bukanlah penyembah apa yang kalian sembah.” Jadi jelaslah, ayat ini menunjukkan sikap berbeda serta mesti diambil oleh setiap org Muslim terhadap orang kafir.


Maka bagi kita umat Islam yang mengikuti perayaan agama non-muslim, sekalipun hanya dgn mengucapkan “selamat” saja, maka tersebut jg melanggar ketentuan Allah. Maka sikap yg paling baik ialah jangan pernah menggangu mereka dalam perayaan ibadah atau perayaan mereka sekecil apapun, dan sekaligus jangan pernah tersentuh sekecil apapun utk mengikutinya.


Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anh, dia berkata, “Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akn dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.” [Lihat ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah hadits no. 3512]


Nabi kita, Rasulullah Muhammad, telah memuliakan dua hari yg patut dirayakan. Dua hari itu tdk lain ialah Idul Fitri serta Idul Adha. “Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yg lebih baik dari keduanya: Idul Adha serta Idul Fitri.” [Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, No. 11595, 13058, 13210]


Seorang ulama Salafi, Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin bahkan tak kalah kerasnya. Menurut beliau, hari raya atau perayaan yg dikenal oleh Islam hanyalah; Idul Fitri, Idul Adha, dan Idul Usbu’ (hari Jum’at). Dlm Islam tdk ada hari raya lain selain tiga hari raya tersebut, maka setiap hari raya yang diadakan di luar tiga hari raya itu ditolak alias bid’ah dan batil.


Read more : ingin umroh paket hemat ? klik disiniu



Merayakan Halloween, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar