REPUBLIKA.CO.ID – Apakah perpindahan kiblat sudah direncanakan oleh Allah SWT sejak dahulu? Insya Allah demikian adanya. Bukankah semua kejadian telah tercatat dalam Lauhul Mahfudz.
Untuk membuktikannya, mari kita perhatikan kutipan dari Kitab Injil Perjanjian baru di bawah ini.
“Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: “Hai perempuan, percayalah kepada-Ku, saatnya tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4: 20-21). Pernyataan Nabi Isa AS (disebut Yesus oleh Kaum Nasrani), jelas menunjukkan “benang merah” adanya perpindahan kiblat di zaman Rasulullah SAW. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 144 menjadi bukti atas perpindahan arah kiblat tersebut, yang telah diketahui oleh orang-orang yang diberi Kitab sebelumnya.
paket umroh murah 2015
“Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka.” Berdasarkan bukti ucapan Nabi Isa AS tersebut di atas, maka seharusnya kaum Yahudi dan Nasrani, tidak perlu membantah dan mempermasalahkan adanya perpindahan kiblat yang terjadi sejak zaman Rasulullah SAW hingga saat ini. Manfaat lain dari pengalihan kiblat adalah untuk membedakan antara orang-orang munafik dengan Muslim yang sejati.
Perhatikanlah firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 143. “Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berpaling ke belakang.” Menurut sebuah hadis dalam Musnad Ahmad, yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang-orang Ahlul Kitab cemburu terhadap umat Muslim karena tiga perkara; Pertama, Allah SWT telah menetapkan satu hari ibadah dalam seminggu untuk seluruh umat terdahulu, hari Sabtu untuk Yahudi, hari Ahad untuk Nasrani dan kemudian hari Jumat ditetapkan untuk umat Islam. Kedua, perubahan kiblat. Ketiga, mengucapkan ‘Amin’ setelah Imam.
Para Ahlul Kitab tidak mendapatkan semua itu.” Perlu diingat bahwa ada kalanya sunah dibatalkan oleh Alquran, dan jika tidak dibatalkan maka keabsahannya setara dengan Alquran. Misalnya, semula arah kiblat tidak disebutkan dalam Alquran, maka umat Muslim mengikuti sunah. Kemudian Alquran menegaskan perubahan kiblat, tetapi seraya menekankan bahwa shalat yang telah dikerjakan menurut sunah tidaklah sirna (nilainya). Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Hannan Putra
Read more : paket umroh plus turki 2015
Manfaat Shalat dengan Berkiblat ke Kakbah (5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar